KATA PENGANTAR Pu7i s8u1u. 1eh-9i.-) Tuh-n Y-n, M-h- Es- -)-s li(.-h-n.-h(-) 9-n 1-.uni-N8-0.enulis 9.-) (en8eles-i1-n )u,-s.en8usun-n l.+.-n (-)- 1uli-h Pe.en;-n-n Pen8uluh-n Pe.)-ni-n # ini 9en,-n 2-i1' L.+.-n ini 9isusun un)u1 (e(enuhi s-l-h s-)u )u,-s (-)- 1uli-h Pe.en;-n-n Pen8uluh-n Pe.)-ni-n # Se(es)e.
# T-hun A1-9e(i1 '#%5'#6 STPP M-,el-n, Ju.us-n Pen8uluh-n Pe.)-ni-n Y +,8 -1-.)- )en)-n, (en8usun.+,.-(-.en8uluh-n.e.)-ni-n' L.+.-n ini 2e. su( 2e. 9-. i.e.
Menurut PUSLUH DEPTAN (1995) evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas sesuatu kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari suatu kegiatan. Sedangkan menurut Padmowihardjo (1996) evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauhmana program tujuan program penyuluhan pertanian disuatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan. Evaluasi Dampak penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi dan fakta-fakta secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan hasil dan dampak kegiatan tersebut, untuk menilai hasil relevansi, efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil kegiatan. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh petugas penyuluh yang bertugas diwilayah yang bersangkutan.
Kegiatan penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Pengembangan sumberdaya manusia sangat ditentukan oleh faktor internal dan faktor ekternal. Faktor-faktor tersebut akan menyebabkan perbedaan antara rencana yang akan dicapai dengan hasil sangat nyata, sesuai kondisi yang mempengaruhinya.Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan penyuluhan berdasarkan parameter tertentu yang disusun secara sistimatis dalam bentuk suatu kajian. Parameter tersebut meliputi:. Perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Efektifitas alat bantu dan metode penyuluhan pertanian. Ketepatan materi penyuluhan pertanian.
Penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Kegunaan dari evaluasi ini adalah untuk memberikan informasi tentang efektifitas pelaksanaan dan metode penyuluhan pertanian kepada petani, sehingga dapat menjadi acuan dan perbaikan dalam penentuan kebijakan di masa yang akan datang, Evaluasi yang dilakukan dilakukan pada tiga aspek yaitu: Evaluasi input yang mencakup Ketepatan kelompok sasaran, kegiatan penyuluhan pertanian. Evalusi yang ke dua adalah Evaluasi Dampak yang terdiri dari dampak langsung dan dampak tidak langsung. Pada dampak langsung mencakup penguatan modal, penerapan tekhnologi (pupuk dan bibit), pendapatan petani, air irigasi, kegiatan penyuluhan, pengembangan usaha, perilaku kolektif, dan ketersediaan kredit.
Sedangkan pada dampak tidak langsung mencakup mekanisme pemasaran, surplus pangan, dan kemitraan usaha. Adapun beberapa hal yang ditemukan dalam evaluasi yang dilakukan, secara umum dapat digambarkan bahwa dengan sebuah input yang baik akan menimbulkan dampak yang positif. Pemilihan kelompok sangat penting dalam menentukan keberhasilan program ini, karena kelompok tani adalah instrumen utama yang melaksanakan program ini. Kelompok tani yang tepat dengan manajemen yang teratur dan tenaga pemberdaya yang bekerja dengan baik akan memiliki dampak yang baik dalam pelaksanaan program.
Proses pengelolaan dana pada saat dana mulai masuk di rekening kelompok, baik penggunaan maupun perputaran dana yang dilakukan juga sangat berpengaruh pada dampak yang ditimbulkan nantinya. Tujuan Evaluasi Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian di wilayah Bapeluh Kabupaten Blora Tahun 2010 adalah sebagai berikut:.
Untuk mengetahui dampak pelaksanaan metode, alat bantu, penyelenggaraan dan perubahan perilaku sasaran. Mengurangi resiko kegagalan kegiatan tahun berikutnya. Mengetahui mutu Programa penyulah yang telah dilaksanakan. Mengembangkan rasa tanggungjawab penyuluh pertanian. Memuat kerangka pedoman atau tindakan untuk memecahkan masalah yang menyebabkan kegagalan kegiatan penyuluhan pertanian. Tinjauan Pustaka Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan dengan membawa dua tujuan utama yang diharapkannya.
Untuk jangka pendek adalah menciptakan perubahan perilaku termasuk di dalamnya sikap, tindakan dan pengetahuan, serta untuk jangka panjang adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan jalan meningkatkan taraf hidup mereka (Sastraadmadja, 1993). Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku ( behavior) petani dan anggota keluarganya yaitu mengubah pengetahuan, sikap, serta keterampilannya.
Perubahan pengetahuan, sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilani ini akan merupakan “pintu gerbang” terjadinya penghayatan ( Characterization, habitually) dan penerapan (adopsi) dari inovasi (pembaharuan) pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi misinya. Tanpa terjadi perubahan perilaku ini tidak akan terjadi proses penghayatan atau penerapan dalam diri petani dan anggota keluarganya.
Adapun misi atau pesan penyuluh pertanian adalah bertani lebih baik ( better farming), berusahatani lebih menguntungkan ( better business), hidup lebih sejahtera ( better living) dan membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera ( better community) (Padmowiharjdjo. Sasaran penyuluhan pertanian dapat berupa individu, kelompok, maupun organisasi. Sasaran individu atau perorangan dalam penyuluhan pertanian dapat dicapai dengan menggunakan metode khusus yaitu melakukan pendekatan secara individu. Sasaran kelompok dalam penyuluhan pertanian dapat dicapai dengan melakukan pendekatan secara kelompok, sedangkan untuk mencapai sasaran dalam organisasi yang lebih besar dapat dilakukan dengan pendekatan massal. Penggunaan metode ini selain didasarkan pada jumlah sasaran yang ingin dicapai, perlu juga mempertimbangkan situasi dan kondisi sasaran penyuluhan pertanian. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan pendekatan massal agar lebih efisien. Untuk mengubah sikap, pendekatan kelompok dapat memberikan motivasi yang kuat bagi para petani untuk melaksanakan suatu inovasi, sedangkan untuk meningkatkan keterampilan, pendekatan perorangan akan lebih efektif (Mardikanto, 1993).
Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian (pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu disain secara terperinci dan spesifik, yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut. Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 di masa penjajahan.
Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandadi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara praktek-praktek yang dilakukan para petani di satu pihak dan adanya teknolog-teknologi yang lebih maju dilain pihak. Kebutuhan peningkatan produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi-teknologi maju yang ditemukan oleh para ahli dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai produsen primer (Margono. Secara umum, peran penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai sasaran penyuluhan itu dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan.
Sistem bilangan biner. Akan tetapi, dalam pengembangannya, peran penyuluh tidak hanya terbatas pada fungsi menyampaikan iinovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi, ia harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan. Sebab, hanya dengan menempatkan diri pada kedudukan atau posisi seperti itulah ia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik (Mardikanto. Dengan adanya jalinan keterkaitan antara penyuluh pertanian dengan petani maka pada suatu saat nanti didalam menghadapi masala-masalah penyuluhan tidak tergantung kepada program dari pemerintah semata-mata tetapi merupakan kemandirian petani itu sendiri. Dengan adanya suatu program yang direncanakan oleh petani dan terjaminnya dukungan operasional dari aparatur-aparatur penyuluhan pertanian, penyediaan sarana produksi, pemasaran, pengolahan hasil, permodalan maka dengan demikian produktivitas usaha tani terus menerus meningkat dan permintaan pasar terpenuhi dengan kata lain mampu memanfaatkan setiap peluang ekonomi yang melintas dihadapannya (Suryadi.
Ada tiga model penyuluhan pertanian yang dapat digunakan untuk lesson learned yang pernah dilaksanakan di indonesia yaitu sebagai berikut. Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yang teratur.
Program dapat dihasilkan melalui proses perencanaan program yang diorganisasikan secara sadar dan terus menerus, untuk memilih kriteria yang terbaik dalam mencapai tujuan. Rencana kerja adalah pernyataan tertulis yang memuat secara lengkap tentang apa, mengapa, bagiamana, siapa, bilamana, dimana, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan penyuluhan. (Mardikanto dan Sutarni, 1990). Efektifitas suatu program penyuluhan pertanian harus memenuhi beberapa persyaratan, persyaratan tersebut adalah sebagai berikut. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian adalah upaya penilaian atas sesuatu kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil kegiatan untuk pengembangan selanjutnya. Tujuan evaluasi pertanian adalah untuk menentukan arah penyempuranaan kegiatan penyuluhan, memberikan gambaran kemajuan pencapaian tujuan, perbaikan program dan rencana kerja, mengukur efektifitas metode penyuluhan yang digunakan. Bagian-bagian program dan rencana kerja yang dapat dievaluasi yaitu.
Contoh Program Penyuluhan Pertanian
Hasil Program yang meliputi kualitas perubahan perilaku yang diharapkan, yakni: pengetahuan, keterampilan, sikap, penerapan inovasi, dan peningkatan kesejahteraan petani. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data evaluasi adalah wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur untuk data kuantitatif dan atau menggunakan kuesioner terbuka untuk data kualitatif, angket (diisi oleh petani sendiri), observasi (pengamatan langsung) untuk mengukur pembentukan kebiasaan atau keterampilan (Ban dan Hawkins, 1999). Evaluasi dan penelitian merupakan tindakan yang dilakukan untuk menentukan apakah program telah mencapai sasarannya, dan apakah sasaran tersebut dapat dicapai lebih efektif dengan menggunakan cara lain.
Hal ini memungkinkan semua yang terlibat dalam program penyuluhan dapat berjalan lebih efektif dari pengalaman dengan melakukan pengamatan yang sistematis serta analisis terhadap pengalamannya (Ban dan Hawkins, 1999). Sesungguhnya yang menjadi titik berat dalam kegiatan evaluasi adalah mengetahui apakah jenis kegiatan penyuluhan telah memberi perubahan baru yang positif pada pengelolaan usaha tani atau tidak perubahan yang positif dalam pengelolaan usaha tani meliputi perubahan yang mengarah ke arah perbaikan cara bercocok tanam, cara pemungutan hasil, termasuk perubahan sarana pertanian yang telah atau sedang dipakai oleh petani (Kartasapoetra, 1994).
Menurt Stephen Isaac dan William B. Michael seperti yang dikutip oleh Lababa (2008), model-model evaluasi dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu. Dalam model ini, seorang evaluator secara terus-menerus melakukan pantauan terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian yang terus-menerus ini menilai kemajuan-kemajuan yang dicapai peserta program serta efektifitas temuan-temuan yang dicapai oleh sebuah program. Salah satu model yang bisa mewakili model ini adalah discrepancy model yang dikembangkan oleh Provus. Model ini melihat lebih jauh tentang ada kesenjangan ( Discrepancy) yang ada dalam setiap komponen yakni apa yang seharusnya dan apa yang secara riil telah dicapai. Dalam model ini, evaluasi harus dapat memberikan landasan berupa informasi-informasi yang akurat dan obyektif bagi pengambil kebijakan untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan program.
Evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh stufflebeam merupakan salah satu contoh model evaluasi ini. Autocad ware. Model CIPP merupakan salah satu model yang paling sering dipakai oleh evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama model itu sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan Product. Salah satu contoh Model Evaluasi Decision Oriented Evaluation adalah Model CIPP ( Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Model ini melihat kepada empat dimensi yaitu Dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses, dan dimensi Produk. Keuniakan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan ( decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program.
Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses dan produk. Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan ( discrepancy view) kondisi nyata ( reality) dengan kondisi yang diharapkan (ideality). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan.
Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang.
Evaluasi input meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan rancangan prosedural.
Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan efisien. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktek implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalah prosedur baik tata laksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat.
Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tidak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi dilaksanakan Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcomes dalam hubungannya dengan konteks, input, proses kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan.
Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai.
Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar kelayakan.
Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional. Analisis produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai berupa skor tes, presentase, data observasi, diagram data, sosiometri dll, yang dapat ditelesuri kaitannya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci.
Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya seperti itu. Keputusan-keputusan yang diambil dari penilaian-penilaian implementasi pada setiap tahapan evaluasi program diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu rendah, moderat dan tinggi. Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan.
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah melakukan perubahan pada petani dan keluarganya yaitu perubahan sikap serta prilaku yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial ekonomi diantaranya berusaha tani yang lebih baik ( better farming), usaha tani yang lebih menguntungkan ( better business), kehidupan keluarga yang lebih layak ( better living), masyarakat tani yang lebih sejahtera ( better community) dan lingkungan yang lebih mendukung ( better environment). Program penyuluhan pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka inginkan disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi mereka (sistem bottom up). Program penyuluhan pertanian juga dibuat dengan melihat potensi desa ada.
Petani tergabung dalam kelompok tani yang merupakan suatu kelembagaan yang dibentuk berdasarkan kepentingan dan kesepakatan bersama guna mencapai tujuan bersama. Penyuluh dalam menjalankan tugasnya haruslah memiliki acuan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan dicapai setiap pelaksanaan tugasnya. Acuan sistematis yang dijadikan pedoman inilah yang selanjutnya disebut dengan program penyuluhan pertanian. Dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian terdapat berbagai masalah yang dihadapi oleh petani maupun PPL sendiri sehingga diperlukan upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani maupun PPL tersebut.
Untuk melihat apakah sebuah program yang telah disusun tersebut masih efektif dilakukan dan sesuai dengan kondisi daerah, maka diperlukan kegiatan evaluasi dampak terhadap suatu program tersebut. Dengan memperhatikan aspek penyelenggaraan penyuluhan pertanian terlihat sebagian besar metode penyuluhan pertanian belum dengan efektif, dan efisien. Untuk itu diperlukan:. Pelatihan atau kursus bagi pemuda tani dengan topik dan kegunaan relevan sesuai sesuai kebutuhan. Metode Temu Usaha,Temu Karya,Sekolah lapang, Kursus tani harus dikembangkan dan didukung dana /anggaran dari APBN maupun APBD. Metode Demplot, Demfarm, Demcara Area, Demcara harus makin dikembangkan dan didukung anggaran APBN maupun APBD. What is the zip code for singapore.
Fasilitas dari Stake Holdel ( Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan) untuk program yang berhubungan dengan kemitraan(perusahaan dan perbankan). Tentang Doku: #DOKU (DompetKu) adalah aplikasi payment gateway untuk berbagai keperluan pembayaran online, pembayaran merchant, tarik tunai, dan pengiriman uang dari dalam ataupun luar negeri atau istilahnya Doku remittance. »» DOKU dan PayTren sebenarnya dua aplikasi yang fungsinya sama, fitur2nya pun hampir sama, dan cara penggunaannya pun hampir sama, karena keduanya merupakan Aplikasi Payment Gateway. »» Lalu perbedaannya apa?: Perbedaan DoKu dan PayTren ini sekaligus menjadi keunggulan PayTren: »»DoKu tidak menggunakan sistem pemasaran berjenjang (Multilevel Marketing) sehingga tidak bernilai bisnis, tidak ada cashback (hanya casback promo), tidak ada unsur sedekah»»Lalu kenapa PayTren menggandeng DoKu? #Salah satu fitur di DoKu yang belum dimiliki PayTren adalah Fitur pembayaran merchant, tarik tunai di merchant (kalau tarik tunai di ATM PayTren punya Danamon VA), dan pengiriman/transfer uang (bahkan bisa dari luar negeri dan biayanya murah). ☝ Dengan alasan diatas PayTre.
KATA PENGANTAR Pu7i s8u1u. 1eh-9i.-) Tuh-n Y-n, M-h- Es- -)-s li(.-h-n.-h(-) 9-n 1-.uni-N8-0.enulis 9.-) (en8eles-i1-n )u,-s.en8usun-n l.+.-n (-)- 1uli-h Pe.en;-n-n Pen8uluh-n Pe.)-ni-n # ini 9en,-n 2-i1' L.+.-n ini 9isusun un)u1 (e(enuhi s-l-h s-)u )u,-s (-)- 1uli-h Pe.en;-n-n Pen8uluh-n Pe.)-ni-n # Se(es)e. # T-hun A1-9e(i1 '#%5'#6 STPP M-,el-n, Ju.us-n Pen8uluh-n Pe.)-ni-n Y +,8 -1-.)- )en)-n, (en8usun.+,.-(-.en8uluh-n.e.)-ni-n' L.+.-n ini 2e. su( 2e. 9-. i.e.
Sesuai dengan Undang undang nomor 16 Tahun 2006 Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa merupakan salah satu wujud perencanaan partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi programa penyuluhan pertanian Tingkat Desa yaitu rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa Penyuluh terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan, atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan programa penyuluhan nasional. Sesuai dengan peraturan menteri pertanian nomor: 25/Permentan/OT.140/5/2009 tanggal 13 mei 2009, tentang pedoman penyusunan programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan rencana sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencampaian tujuan penyuluhan.Programa Penyuluhan Pertanian, perikanan dan kehutanan disusun setiap tahun yang memuat rencana tahun berikutya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, Pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksana penyuluhan. Luas wilayah Desa Binaan Mangkurajo 6562 Ha, dengan rincian 98,86% merupakan wilayah daratan dan 1.14% wilayah persawahan.
Wilayah pesawahan yang dimiliki sebagian besar merupakan lahan dengan system pengairan sederhana, dan berada dengan ciri topografi daratan yang relatif datar atau landai. Sedangkan lahan darat merupakan dataran tinggi bergelombang dengan tingkat kemiringan 15 – 30%. Ketinggian permukaan daratan dilihat dari permukaan laut mempunyai ketinggian antara 500 sampai 1100 meter dpl. Jenis tanah yang ada disebagian besar wilayah ini memiliki klasifikasi jenis tanah hitam gembur dan kuning berpasir berpasir. Kondisi agroklimat secara umum memiliki cirri iklim tropis, dimana temperature udara secara rata – rata berada dalam interval 20 o – 30 o Celcius. Berdasarkan data penduduk menurut pendidikan masyarakat di Desa Binaan Mangkurajo 21.29% belum sekolah atau tidak sekolah, serta yang berlatar belakang pendidikan SD dalam hal ini yang masih sekolah dan lulusan SD 38.44% yang masih sekolah SLTP dan lulusan SLTP 25.83%, pelajar SLTA dan tamat SLTA 13.62%, dan 0,82% merupakan mereka yang mengenyam pendidikan tinggi.
Dengan demikian jika melihat faktor sumberdaya manusia, maka dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat Desa Binaan Mangkurajo merupakan masyarakat rawan terhadap pengembangan pendidikan. Artinya peningkatan derajat partisipasi masyarakat untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi perlu mendapat perhatian yang lebih, guna meningkatkan angka partisipasi pendidikan yang lebih baik. Hal ini mengingat proporsi jumlah penduduk dengan pendidikan dasar dan menengah cukup jauh berbeda.
Sehingga untuk masa yang akan dating peningkatan akses terhadap kepentingan pendidikan harus lebih dioptimalkan. Dari data penduduk menurut mata pencaharian dapat disimpulkan ketergantungan terhadap sector pertanian cukup besar, sehingga peranan sektor pertanian menjadi penting. Karena merupakan kegiatan utama dalam menggerakan kegiatan ekonomi di Desa Binaan Mangkurajo. Dengan kata lain jika kondisi pertaniannya produktif maka pendapatan masyarakat akan meningkat. Begitu pun sebaliknya jika kondisi pertanian mengalami penurunan produktivitasnya maka akan berimbas kepada tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat.
Oleh karena itu pembangunan masyarakat dengan bertumpu pada keberpihakan terhadap pertanian dipandang perlu untuk ditingkatkan dan lebih dioptimalkan. Selain itu kondisi pertanian di Desa Binaan Mangkurajo dapat dijadikan potensi utama, jika dilihat dari kemampuan sebagian masyarakatnya yang berkonsentrasi di sektor ini.Selain aspek potensi ekonomi pertanian, kegiatan perekonomian di Desa Binaan Mangkurajo juga didukung dengan kehadiran lembaga perdagangan yang ada yakni pasar tradisional yang ada dibeberapa desa.
Walaupun sifatnya hanya pasar mingguan, namun kegiatan ini cukup memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan transaksi perdagangan, berupa komoditas pertanian hasil bumi, hasil perikanan, peternakan, dan lainnya. Sawah dengan irigasi pedesaan/sederhana mencapai 76% dan sisanya sawah dengan jenis sawah tadah hujan sebanyak 24%. Kondisi ini membawa implikasi terhadap pelaksanaan pola tanam padi sawah yang dilaksanakan masyarakat Desa Binaan Mangkurajo. Dengan melihat kondisi nyata tersebut maka untuk sawah dengan irigasi pedesaan bila kondisi sumber airnya memungkinkan maka pola tanam padi – padi – palawija dapat terrealisir.
Satuan Acara Penyuluhan
Namun jika terdapat masalah seperti saranan saluran irigasinya terganggu dan sumber airnya tidak muncul maka pola tanam yang bisa dilaksanakan adalah padi – palawija – bera. Artinya dengan kondisi seperti ini sasaran tanam padi sawah secara teoritis hanya dapat dilaksanakan sekali dalam setahun. Akan halnya dengan sawah tadah hujan maka sistem penanaman padi hanya dapat terjadi sekali dalam setahun, karena terhambat aspek pengairannya yang bersumberkan dari turunnya hujan. Hal yang paling ekstrem dari kondisi sawah yang tadah hujan ini, adalah jika pergantian musim tidak normal, akan membuat petani sulit memperkirakan kapan akan melaksanakan musim tanam. Sehingga mengancam kepada tidak produktifnya lahan sawah yang dimiliki.
Hal ini berimbas pada pendapatan keluarga yang menurun.Berdasarkan jenis komoditi pertanian yang diusahakan sebagian besar masyarakat diDesa Binaan Mangkurajo khususnya di desa Suka sari, tanaman pangan merupakan komoditas yang paling dominan. Dalam aspek pencapaian produksi dan produktivitas tanaman padi khususnya, untuk tahun 2013 penanaman tanaman padi sawah seluas 75 ha dari penanaman padi tersebut luas panen yang dicapai yaitu sebanyak 75 ha dari sasaran luas tanam, Produksi rata rata perhektar tanaman padi sawah untuk tahun 2013 untuk wilayah Desa Binaan Mangkurajo mencapai 4.2 ton per hektar. Sehingga untuk masa tanam tahun 2013 dari 223 ha luas panen yang dicapai maka diperoleh tingkat produksi padi sebanyak 312 GKP bila dibandingkan dengan tahun 2013 atau terjadi peningkatan produksi GKG sebanyak 12 ton. Sedangkan secara garis besar posisi pertanian tanaman padi sawah masih memiliki posisi yang utama dan dominan sebagai komoditas terbesar yang dihasilkan oleh masyarakat petani di Desa Binaan Mangkurajo khususnya di desa suka sari. Salah satu aspek penting dalam menilai pengembangan sector pertanian di Desa Binaan Mangkurajo selain beberapa hal yang telah diuraikan di atas diantaranya adalah aspek perkembangan harga. Untuk perkembangan harga jual gabah seringkali kedaan yang terjadi adalah sejauhmana factor hubungan suplly dan permintaan akan gabah yang terjadi. Sudah menjadi kelaziman bilamana pada saat musim panen harga gabah selalu menurun, dan pada saat musim kering perkembangan harga gabah sering kali melonjak tajam.
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa perkembangan harga gabah yang paling tinggi untuk tahun 2013 terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan September. Dengan puncak harga tertinggi terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa harga gabah untuk GKP mencapai angka Rp.2800 – 3000 / kg dan Rp.
3200 – 3400 / kg untuk GKG. Aspek perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah Desa Binaan Mangkurajo sampai dengan saat ini masih menjadi aspek yang belum dapat diatasi. Sama seperti yang terjadi di berbagai wilayah lain, akibat yang ditimbulkan karena perubahan iklim dan cuaca yang tidak normal ini menjadikan pola tanam dan pengaturan jadwal tanam menjadi terganggu. Walaupun memang aspek ini bersifat uncontrol tetapi sejauh ini kemampuan petani untuk memprediksi dan meramalkan perubahan iklim dan cuaca berdasarkan gejala ‐ gejala yang umum dan nampak masih belum memadai. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap latar belakang pendidikan khususnya untuk masyarakat Kecamatan Desa Binaan Mangkurajo.
Aspek kualitas SDM menjadi salah satu factor yang mempunyai peranan besar dalam upaya membantu pencapaian keberhasilan pembangunan pertanian. Dalam hal ini kaitan yang sangat penting adalah upaya perubahan pola dan perilaku dalam tata cara atau metode serta aplikasi anjuran teknologi kerap kali menghadapi kendala kurang terapresiasi karena factor pemahaman petani terhadap tujuan, manfaat, dan dampak dari penerapan anjuran teknologi yang direkomendasikan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan factor lemahnya kualitas SDM sejauh ini adalah. Akses pembiayaan yang harus ditingkatkan. Lemahnya institusi permodalan usaha tani yang dijalankan membawa pengaruh yang besar terhadap proses perbaikan dan perkembangan pola usaha usaha tani yang efisien dan efektif. Daya jangkau terhadap akses pembelian input produksi seperti pupuk, alat dan mekanisasi pertanian yang masih kurang membawa dampak terhadap proses usaha tani yang inefisiensi.
Salah satu kasus diantaranya pemberian pupuk yang kurang seimbang dikarenakan ketidakmampuan untuk mengadakan jenis pupuk yang dianjurkan. Jumlah kelembagaan tani yang ada sampai dengan tahun 2013 ini sebanyak 13 kelompok tani, 2 gabungan kelompok tani desa, 1 kelompok wanita tani, dan 1 kelompok PPPA. Dari jumlah kelompok tani tersebut, jumlah petani anggota yang tercatat resmi adalah sebanyak orang, dengan luas garapan milik kelompok seluas 75 hektar garapan sawah. Artinya 100% luas sawah di Desa Binaan Mangkurajo telah terwadahi dalam kelembagaan kelompok tani. Berdasarkan hasil penilaian terakhir kelas kemampuan kelompok sebagian besar merupakan kelompok pemula yakni sebanyak 12 kelompok tani, 1 kelompok adalah kelompok lanjut ( masih dalam proses).